Industri Perkayuan Indonesia

Industri perkayuan terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan dasar dari alam. Selain itu, selalu muncul jenis wirausaha baru yang menggunakan bahan dasar kayu sehingga jumlah pengusaha yang berkecimpung dalam bidang kayu berjumlah ratusan dan dapat terus meningkat seiring perkembangan jaman yang mulai menggunakan barang-barang rumah tangga dan lainnya dengan bahan baku kayu.

Bahkan limbah kayu yang berbentuk potongan kecil ataupun serbuk bekas gergajian juga bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan kertas serta banyak kegunaan lainnya. Hal ini memberikan bukti bahwa pemanfaatan kayu memang meliputi segala bidang dan bahkan kulit kayu memiliki manfaat untuk kesehatan serta barang kerajinan. Tentu saja semua jenis pohon memiliki kegunaan masing-masing, ada yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, mebel, peralatan pertukangan, peti kemas serta masih banyak lagi.

Maka tidak heran jika kebutuhan masyarakat untuk barang-barang yang menggunakan bahan dasar kayu akan terus meningkat dan tidak ada matinya. Meskipun sudah banyak barang-barang yang menggunakan bahan plastik, namun barang yang menggunakan material kayu memiliki nilai tersendiri dalam bidang seni dan keindahan. Hampir semua orang menyukai keindahan dan salah satunya dengan mengaplikasikan barang yang menggunakan bahan baku kayu.

Industri Perkayuan dari Hulu ke Hilir

Perkayuan selain berkontribusi dalam perekenomian seharusnya juga menjadi cara manusia untuk menjaga alam. Semua bagian dari system perekonomian yang dibangun dari industri ini semestinya dijaga agar tetap berkesinambungan. Hal tersebut tidak dapat dibentuk dengan hanya membuat peraturan-peraturan. Namun lebih jauh membangun kesadaran bahwa apapun bentuk investasi perekonomian perlu diciptakan keseimbangan didalamnya. Setiap komponen perlu bekerjasama agar demand yang terus tumbuh pada akhirnya tidak membunuh ketersediaan supply.

Untuk memahami peranan masing-masing komponen dalam investasi industri perkayuan mari kita lihat sistem yang membentang didalamnya.

Perkebunan Kayu dan Hutan

Hutan dan perkebunan kayu adalah modal utama dalam rantai ekonomi industri perkayuan. Hutan dan perkebunan kayu merupakan inang dari semua kebutuhan industri ini. Tentunya kita tidak perlu membahas panjang lebar tentang peranan hutan bagi kehidupan manusia. Namun lebih jauh, yang perlu kita pahami bahwa komoditas perkayuan yang beragam juga memberikan alternatif pada pasar dan pertumbuhan ekonomi didalamnya. Para investor perlu memiliki pengetahuan bukan hanya demand yang harus dipenuhinya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tetapi memberikan investasinya pada waktu yang dibutuhkan bagi perkembangan pohon-pohon penghasil kayu terbaik. Hingga kini khususnya Indonesia bukan hanya kehilangan besaran hutan yang dimilikinya tetapi juga berduka terhadap banyaknya varietas pohon yang telah punah.

Pembalakan Kayu

Hingga belakangan ini pembalakan kayu seakan-akan menjadi masalah pokok dari alur industri perkayuan. Padahal sesuai dengan hukum pasar, demand datang dari supply, semakin tinggi permintaan semakin tinggi pula eksploitasi terhadap supply. Dari waktu ke waktu pembalakan kayu dapat dilakukan semakin cepat akibat dari meningkatnya teknologi yang ada. Sayangnya hal ini tidak di ikuti dengan ketersediaan supply yang memadai. Ekploitasi terhadap hutan semakin memprihatinkan. Disatu sisi yang lain, kebutuhan ekonomi masyarakat kelas bawah yang menjadi alat untuk eksploitasi ini juga padahal sama mirisnya. Untuk itu semua pihak harus bekerjasama dan memiliki kesadaran atas pentingnya keseimbangan agar kegiatan ini semakin dihargai namun hutan dan hutan produksi tetap terjaga.

Saw Mill & Pembuatan Papan

Industri sawmill adalah industri dasar dengan investasi menengah hingga besar. Alat-alat yang digunakan untuk membelah dan memotong kayu terdiri dari alat yang sederhana hingga alat-alat berat. Di Sawmill log kayu di ubah menjadi berbagai bahan produk kayu dasar seperti papan, reng, balok dan sebagainya. Pengusaha Sawmill mill sederhana bisa menghasilkan jutaan hingga puluhan juta setiap harinya pada pada industri ini. Sayangnya dengan kurang bahkan habisnya ketersediaan kayu, telah banyak membunuh pengusaha-pengusaha yang memiliki Sawmill yang dekat dengan hutan dan hutan produksi. Hal-hal yang terjadi pada hulu sistem ini juga memberikan dampak buruk pada industri ini dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.

Kita masih banyak menjumpai industri ini diberbagai wilayah pedesaan dekat dengan hutan maupun industri besar yang disupply dengan log-log dan membangun industri besarnya tersendiri. Terutama dipulau Jawa industri ini banyak kita jumpai didaerah Jawa Tengah dan Timur. Papan, kaso dan produk hasil perkayuan ini dikerjakan dengan pengetahuan yang sederhana hingga tinggi.

Pengeringan Kayu

Dinegara-negara maju atau dibeberapa industri Sawmill dilengkapi dengan Kiln atau tempat pengeringan kayu yang dirancang untuk mengurangi kadar air dari produk hasil mill. Pengeringan kayu memang tidak populer di industri perkayuan yang ada di Indonesia. Berbeda dengan berbagai negara maju, kayu-kayu yang dihasilkan di Indonesia biasanya dikeringkan secara manual atau kering di tempat penjualan kayu. Hal ini semakin kentara dengan berkurangnya kayu-kayu yang berkualitas yang tersedia di pasar-pasar umum. Kayu-kayu seperti albasia, mahoni, meranti dan sebagainya bahkan setelah di jual di toko kayu dibiarkan kering sendiri dan sering ditemui kerusakan.

Kerusakan kayu-kayu tersebut seperti melengkung, retak dan dimakan rayap. Disatu sisi industri pengeringan kayu dapat memberikan nilai tambah pada kayu yang dapat dikeringkan hingga kadar airnya 10%. Namun disatu sisi  yang lain hal ini dapat meningkatkan harga jual dari kayu, sehingga demand yang disebabkan harga yang lebih mahal akan lebih berkurang. Padahal jika diukur secara ekonomis, kualitas kayu  yang rendah dapat merugikan pengolah kayu hingga konsumennya sendiri.

Industri Kayu Komposit

Kayu komposit adalah bahan baku kayu yang kini semakin sering digunakan oleh tukang kayu baik didalam maupun luar negeri. Kayu komposit ini meliputi MDF, HDF, kayu lapis dan sebagainya. Kayu-kayu komposit ini tersedia dipasaran dalam berbagai ukuran standar yang ukurannya cukup besar. Sehingga dapat menjadi pilihan yang ekonomis bagi para tukang kayu dan konsumennya. Dengan teknologi yang makin baik, kualitas kayu komposit pun turut menjadi semakin tinggi. Kayu komposit biasanya dibuat dari sawdust, limbah kayu ataupun kayu-kayu yang kualitasnya rendah. Beberapa kayu komposit difinishing dengan cara menutupi kayunya dengan laminating atau cat dan sejenisnya yang menyembunyikan karakter kayunya seperti duco dan lacquer. Namun sangat disayangkan belakangan ini banyak industri perkayuan komposit yang gulung tikar karena kekurangan bahan baku. Hutan dan hutan produksi yang kini jumlahnya semakin menurun berperan penting terhadap ketersediaan supply bahan baku bagi industri ini.

Manufaktur Produk Berbasis Perkayuan

Kayu secara umum merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh berbagai industri. Industri-industri yang menggunakan kayu sebagai bahan baku utamanya seperti industri kertas, furniture, pertukangan kayu, kusen, pintu, lantai dan banyak lagi. Industri-industri dengan kebutuhan bahan baku utama mereka kayu ini juga turut serta di dukung oleh industri alat-alat pendukungnya. Industri tersebut juga mengalami permasalahan yang serupa dengan industri-industri yang membutuhkan material kayu yang lain. Kekurangan bahan baku utamanya, kini industri-industri ini tidak sedikit yang gulung tikar. Harga-harga kayu yang semakin tinggi disebabkan minimnya sumber perkayuan, serta pengaruh eksternal lainnya membuat industri ini semakin sulit untuk bertahan.

Industri Perkayuan Bekas

Satu industri perkayuan yang kini tumbuh cukup banyak adalah pasar kayu bekas. Baik kayu-kayu yang berasal dari produk yang menggunakan kayu lokal maupun kayu import. Bahkan tidak sedikit pengusaha furniture menggarap industri dengan karakteristik kayu-kayu rustik yang banyak digemari oleh pecinta kayu. Kayu kualitas bawah seperti pinus yang sebelumnya digunakan sebagai palet sempat booming beberapa tahun yang lalu. Kayu pinus yang kering dan telah difumigasi tersebut diserut dan diubah kembali menjadi produk-produk pakai yang warna dan harganya disukai cukup banyak kalangan. Sedangkan kayu-kayu kualitas tinggi seperti Ulin, Jati dan lainnya tidak kalah banyak peminatnya dari kalangan yang memiliki investasi lebih besar. Kayu-kayu lama ini, karena kekeringanya yang maksimal diambil dari bekas rumah, furniture lama bahkan bantalan kereta diubah menjadi produk-produk baru yang lebih kekinian.

Tantangan yang dihadapi Industri Perkayuan Indonesia

Jika semakin banyak para petani dan investor yang tergugah untuk memanfaatkan lahannya dengan melakukan penanaman pohon, maka akan menjaga kelestaran alam. Kondisi cuaca akan lebih stabil dan suhu bumi juga akan lebih sejuk dan nyaman. Peningkatan kebutuhan kayu untuk kehidupan di masyarakat memang tidak bisa terelakkan karena kayu memiliki banyak fungsi untuk berbagai barang dan barang kerajinan. Kayu dari Indonesia juga sangat diminati oleh masyarakat dunia sehingga memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu produk ekspor yang sangat potensial.

Tanah Indonesia merupakan lahan subur yang mudah untuk ditanami berbagai jenis pohon sehingga jika memiliki rencana untuk menekuni industri kayu memang sangat tepat. Hal ini akan membuat pohon menjadi lebih sehat dengan kondisi cuaca dan iklim yang jarang membuat daunnya rontok sehingga pertumbuhan pohon menjadi lebih cepat karena tidak terhambat. Tentu saja tekstur kayu yang dihasilkan juga berkualitas.

Deforestasi yang kian memprihatinkan perlu dicarikan solusi yang dapat kita pahami bersama. Varietas pohon yang kini bukan hanya berkurang secara kuantitas namun juga kualitasnya adalah kebutuhan industri perkayuan dimasa-masa yang akan datang. Kesadaran ini perlu diberikan secara nasional, bahwa investasi kita pada hutan yang plural memberikan kita dampak positif bukan hanya pada alam, namun juga pada perekonomian kita mendatang.

Asyraaf Ahmadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *