Sehari Sebelum Rindu Seminggu

This is Saturday, dan di hari Ahad besok, tepatnya pada malam hari i’ll be leaving for Surabaya for five days. Five whole days and nights without my baby girl and my dear wife. Maybe Allah want to give me time to finish some works related to programming with this occasion. Soalnya biasanya klo lagi dinas luar kota begitu pulang-pulang pasti selesai aplikasi baru buat kantor. 🙂

Jadi minggu depan aku harus ke Surabaya untuk menghadiri sosialisasi mengenai Unit Kepatuhan Internal (UKI) yang ada di organisasi DJP ini. UKI ini sudah hampir 2 tahun lahir dengan tugas pokok dan fungsinya adalah memantau pengendalian internal, majemen risiko, dan kode etik di KPP. Kenapa aku menuliskannya dengan urutan begitu? Karena selama ini stigma UKI bagi seksi non-UKI adalah sidaknya, alias pengawasan penerapan kode etik. Setiap lewat seksi lain ditanyain, “Ini sidak?”. I know that was a joke, tapi sangat perlu sosialiasi dan indoktrinasi masif bahwa UKI adalah partner bagian/seksi lain dalam menjalankan tugasnya. That we are on the same side, same boat. Jadi prioritas UKI adalah menjamin kenyamanan dan keamanan pegawai dalam bekerja, bukannya malah mengusik suasana kondusif kantor.

Jadi ingat ada cerita dari kawan KPP lain yang awalnya bertanya apakah dibolehkan sidak setiap hari.. Ya aku jawab saja boleh, namun aku sendiri ragu bisa begitu, akrena selepas sidak ada tanggung jawab pembuatan laporan sidak, dimana didalamnya haus mengolah data Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai dan data pemotongan tunjangan bulan terkait. So it’s a lot work to do for a report. Sakti amat kalau bisa tiap hari sidak. Kata kawan itu, setiap hari dicatat siapa yang tidak memakai nametag, atau sepatu, dan lain-lain. Nanti setiap pekan akan disampaikan pada saat rapat pembinaan. Wow, that is some dedication. Aku aja yang sidak sekali setiap semester keteteran dengan laporan bulanan, UKI disana malah bisa punya waktu untuk mengamati detail begitu. I’ll give him/her credits for that.

Kembali ke kisah kawan itu, akhirnya aku sampaikan saja bahwa setiap sidak harus disertai dengan nota dinas kepala kantor yang menyatakan itu adalah kegiatan sidak, jadi nggak bisa sembarangan melakukan sidak. Pengawasan melekat juga merupakan kewenangan atasan langsung pegawai, bukan tanggung jawab UKI. Selain itu, UKI juga hanya bertanggung jawab terhadap Kepala Kantor, artinya semua rekomendasi ditujukan kepada Kepala Kantor, apapun action yang diambil oleh Kepala Kantor sudah bukan menjadi tanggung jawab UKI. We can give advise, be we can’t act directly. (Update: katanya sudah mendingan sekarang, nggak begitu-begitu amat UKI nya :D)

Sosialisasi di Surabaya ini juga mengundang Kepala Subbagian Umum KPP, dimana UKI saat ini berada (setelah sebelumnya di Seksi Pemeriksaan). Masih cukup banyak Kasubbag Umum yang melihat UKI dari sisi pemberian  punishment.  Padahal menurutku, akan jauh lebih efektif dengan pemberian reward, misal pegawai dengan busana terbaik, atau seksi dengan penerapan SOP terbaik. Oh iya, soal SOP, UKI merupakan saluran terbaik untuk urusan perubahan perbaikan SOP. Karena memang di UKI  salah satu tugasnya adalah melakukan perbaikan proses bisnis. Namun sayangnya belum ada di kantorku yang memanfaatkan tusi UKI ini, mungkin dalam waktu dekat akan aku ingatkan dan mintakan kembali daftar usulan perbaikan SOP ke kawan-kawan di seksi lain. 🙂

Okay, that’s lot enough for a post. I’ll call it a day now. 

Rindu seminggu, dimana fisik terpisah namun hati mendekat, dimana teori relativitas Einstein menjadi sesuatu relevan, bahwa waktu akan mengalami dilatasi, sehingga seminggu akan terasa seperti sebulan, karena cinta. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *